2021 or 2020 part 2 ?

Umur ke 18, umur yang dinanti. Karna sejak kecil, bercita-cita menjadi orang dewasa. Dulu sih keliatannya enak jadi orang besar. Akhirnya cita-cita itu hanyalah ekspektasi. Karna ditampar oleh realita yang nyatanya makin tua makin harus kerja keras melawan kehidupan.

Ditambah dengan tahun 2020, tahun yang buruk menurut mereka yang telah dewasa sekalipun, maka apalah aku yang baru beranjak dewasa? Hidup sendirian. Berjuang sendirian. Bingung sendirian.  

Lalu apa kabar dengan ekspektasi indah "hidup di luar negeri  bagai surga melebihi hidup di negeri sendiri?" Oh, itu namanya pariwisata. Kau singgah tapi tak sungguh. Yang kau liat adalah pucuk dari gunung es di laut. Dan kenyataan sekali lagi menyadarkan, bahwa story instagram hanya secuil saja realita, saking sedikitnya mungkin bisa dibilang hanya seupil. Sedangkan selebihnya, kehidupan tetaplah kehidupan. Dimanapun berpijak, berjuang. 

Akhirnya seorang anak kecil ini, lebih banyak takut. Lebih banyak bingung. Lebih banyak diam. Hingga diumur 18, tahun 2020, hidup di luar negeri, tak lagi semenarik itu. 

Dan hari ini, 2 hari setelah tahun berganti, ia mulai langkahnya kembali. Mulai menanam mimpi itu kembali. Mulai memperbaiki apa yang dulu tak sempat ia lakui. Ia tetap tak tau di depan akan ada masalah apa lagi. Mungkin badai akan lebih kencang. Tapi kaki harus tetap berjalan, harus bisa. Harus kuat. 

Teruntuk 2021,

Seberat apapun masalah itu, Inilah ikhtiyarku. Selebihnya, tawakkaltu. 

Comments

Popular posts from this blog

Kamu lagi aku capek cerita soal kamu

H8 myself.

Si pangeran